Pengaruh Gender terhadap Keputusan Anak Bekerja di Indonesia
Abstract
Pekerja anak menjadi salah satu persoalan yang dihadapi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Kajian sebelumnya menjelaskan bahwa faktor utama anak bekerja adalah kemiskinan. Selain kemiskinan diduga ada faktor lain yang memperbesar kemungkinan anak untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak jender terhadap keputusan anak untuk bekerja di Indonesia. Diduga terdapat diskriminasi jender dalam keluarga untuk memutuskan apakah anak laki-laki atau perempuan yang akan bekerja. Analisis kuantitatif menggunakan multinomial logit pada data Susenas 2015 menemukan bahwa anak laki-laki justru memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bekerja dibandingkan perempuan. Peluang seorang anak laki-laki lebih tinggi 0,35% dibandingkan anak perempuan untuk bekerja saja, sementara di sisi lain kemungkinan anak laki-laki lebih kecil 0,79% untuk sekolah dibandingkan dengan
anak perempuan. Peluang terbesar bagi seorang anak laki-laki adalah sekolah sambil bekerja.
Full text article
References
Badan Pusat Statistik (BPS), & International Labour Organization. (2009). Survei Pekerja Anak di Indonesia. Jakarta.
Basu, K., & Van, P. H. (1999). The Economics of Child Labor: Reply. American Economic Review.
Cameron, A. C., & Trivedi, P. K. (2005). Microeconometrics: Methods and Applications. Analysis (Vol. 100). Cambridge University Press.
Cigno, A., & Rosati, F. C. (2005). The Economics of Child Labour. The Economics of Child Labour.
de Carvalho Filho, I. E. (2012). Household Income as a Determinant of Child Labor and School Enrollment in Brazil: Evidence from a Social Security Reform. Economic Development and Cultural Change.
Fitdiarini, N., & Sugiharti, L. (2008). Karakteristik dan Pola Hubungan Determinan Pekerja Anak di Indonesia. Jurnal Penelitian Dinas Sosial.
Grootaert, C., & Kanbur, R. (1995). Child labour: an economic perspective. International Labour Review.
International Labour Organization. (2017). Global estimates of child labour: Results and trends, 2012-2016.
Ketenagakerjaan, K. (2015). Peta Jalan (Roadmap) Pencapaian Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (PBPTA) Tahun 2016. Jakarta.
Meyn, S. P., & Tweedie, R. L. (1993). Markov Chains and Stochastic Stability. Springer- Verlag, 792.
Nurwati, N. (2008). Pengaruh kondisi sosial dan ekonomi keluarga terhadap motivasi pekerja anak dalam membantu keluarga. Jurnal Kependudukan Padjadjaran.
Ray, R. (2002). The determinants of child labour and child schooling in Ghana. Journal of African Economies.
Ritzer, G. (2011). Sociological Theory. Sociological Theory.
Salam, R. (2014). Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial?: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial?: Suatu Peranan Urutan Kelahiran, (May), 1–6.
Usman, H., & Djalal Nachrowi, N. (2004). Pekerja anak di Indonesia: kondisi, determinan, dan eksploitasi: kajian kuantitatif. Jakarta: Gramedia Widiasara Indonesia.
Zahra, F. (2016). Hubungan pekerja anak dengan pencapaian pendidikan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Skripsi Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Authors

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.